Tapanuli Tengah, (Analisa). Warga Pandan dan sekitarnya gempar, seekor ikan hiu (whale shark) yang lazim disebut warga setempat dengan hiu peti terdampar di tepi pantai. Awalnya ditemukan seorang nelayan yang hendak menarik jala ikan. Hiu dengan kondisi lemah tepat di tepi pantai Kahona Kelurahan Kalangan Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Senin (2/1) pukul 09.00 WIB.
Ikan sepanjang 10 meter lebih dan berat diperkirakan 3-4 ton ini sangkut di jala yang dipasang nelayan, Fahmi Malau (43) warga Jalan Pesantren, Kecamatan Pandan.
Fahmi Malau tampak syok menemukan ikan berbobot besar merusak jaring ikan miliknya. Dia memanggil warga sekitar. Selama lebih dua jam menggunakan kapal motor jaring ikan tenggiri milik Fahmi, akhirnya hiu yang masih hidup tersebut digiring ke daratan.
Semula, warga setempat berniat hendak melepaskan ikan hiu tersebut. Namun, akibat dua pekan lalu ada seorang warga, Fernando Piliang tenggelam dan hingga saat ini tak kunjung ditemukan jasadnya, akhirnya warga memutuskan untuk membelah hiu tersebut, dengan harapan dapat menemukan tanda-tanda bagian tubuh Fernando.
Saat hiu berada di darat, tak berselang lama, warga sontak memadati lokasi hingga memacetkan arus lalu lintas hingga beberapa kilometer.
Fahmi Malau bersama Boy Simatupang ditemui Analisa di sekitar lokasi mengatakan, ikan Hiu itu terjebak di jaring pukat tenggiri miliknya yang dilabuhkan sejak Senin pagi pukul 06.00 WIB di sepanjang bibir pantai Kahona.
"Ikan hiu masuk jaring sepanjang lebih kurang 500 meter. Ketika pukul 9 pagi tadi jaring saya tarik, namun sudah robek dan semakin saya tarik jaring terasa berat. Berselang beberapa menit jaring terus ditarik, terlihat seekor ikan besar. Saya terkejut sekali, dan saya berteriak memanggil mereka (warga sekitar-red)," tutur Fahmi yang tampak masih syok atas tangkapannya itu.
Dikatakan Boy Simatupang, ini kali kedua warga Kalangan menemukan ikan hiu sejenis terdampar di pantai Kahona tersebut. "Pertama kali pada tahun 2007 lalu, namun bobotnya tidak sebesar ini, tapi jenisnya sama. Hiu yang ditemukan saat ini, karena masih hidup dan susah menariknya. Kami meminta bantuan nelayan dan warga," katanya.
Dibelah
Semula hendak dilepas, kata Boy, karena jenis Hiu ini tidak memangsa bahkan para nelayan meyakini keberadaan hiu ini di tengah lautan membawa rezeki tangkapan ikan yang berlimpah.
"Tapi karena keluarga Almarhum Fernando Piliang memohon agar ikan hiu dibelah dan dipotong-potong dengan harapan menemukan jenazah Fernando yang hilang sampai sekarang belum ditemukan. Namun, setelah ikan dibelah tidak ditemukan tanda-tanda atau bagian tubuh manusia di dalam perut ikan hiu itu. Kemudian ada tawaran seorang warga Sibolga membeli semua daging ikan itu dan disetujui warga," ujar Boy.
Pantauan Analisa, setelah berada di darat selama beberapa jam, ikan hiu itu mati. Bersama nelayan lainnya dan ribuan warga Pandan yang ingin menyaksikan, ikan hiu itu dibelah dan dicincang, lalu dijual ke toke ikan di Sibolga bernama Jupri.
Daging ikan Hiu dijual warga seharga Rp4,5 juta. Sedangkan sirip dan ekornya harganya diperkirakan mencapai jutaan rupiah per kilogram. (yan)
Fahmi Malau tampak syok menemukan ikan berbobot besar merusak jaring ikan miliknya. Dia memanggil warga sekitar. Selama lebih dua jam menggunakan kapal motor jaring ikan tenggiri milik Fahmi, akhirnya hiu yang masih hidup tersebut digiring ke daratan.
Semula, warga setempat berniat hendak melepaskan ikan hiu tersebut. Namun, akibat dua pekan lalu ada seorang warga, Fernando Piliang tenggelam dan hingga saat ini tak kunjung ditemukan jasadnya, akhirnya warga memutuskan untuk membelah hiu tersebut, dengan harapan dapat menemukan tanda-tanda bagian tubuh Fernando.
Saat hiu berada di darat, tak berselang lama, warga sontak memadati lokasi hingga memacetkan arus lalu lintas hingga beberapa kilometer.
Fahmi Malau bersama Boy Simatupang ditemui Analisa di sekitar lokasi mengatakan, ikan Hiu itu terjebak di jaring pukat tenggiri miliknya yang dilabuhkan sejak Senin pagi pukul 06.00 WIB di sepanjang bibir pantai Kahona.
"Ikan hiu masuk jaring sepanjang lebih kurang 500 meter. Ketika pukul 9 pagi tadi jaring saya tarik, namun sudah robek dan semakin saya tarik jaring terasa berat. Berselang beberapa menit jaring terus ditarik, terlihat seekor ikan besar. Saya terkejut sekali, dan saya berteriak memanggil mereka (warga sekitar-red)," tutur Fahmi yang tampak masih syok atas tangkapannya itu.
Dikatakan Boy Simatupang, ini kali kedua warga Kalangan menemukan ikan hiu sejenis terdampar di pantai Kahona tersebut. "Pertama kali pada tahun 2007 lalu, namun bobotnya tidak sebesar ini, tapi jenisnya sama. Hiu yang ditemukan saat ini, karena masih hidup dan susah menariknya. Kami meminta bantuan nelayan dan warga," katanya.
Dibelah
Semula hendak dilepas, kata Boy, karena jenis Hiu ini tidak memangsa bahkan para nelayan meyakini keberadaan hiu ini di tengah lautan membawa rezeki tangkapan ikan yang berlimpah.
"Tapi karena keluarga Almarhum Fernando Piliang memohon agar ikan hiu dibelah dan dipotong-potong dengan harapan menemukan jenazah Fernando yang hilang sampai sekarang belum ditemukan. Namun, setelah ikan dibelah tidak ditemukan tanda-tanda atau bagian tubuh manusia di dalam perut ikan hiu itu. Kemudian ada tawaran seorang warga Sibolga membeli semua daging ikan itu dan disetujui warga," ujar Boy.
Pantauan Analisa, setelah berada di darat selama beberapa jam, ikan hiu itu mati. Bersama nelayan lainnya dan ribuan warga Pandan yang ingin menyaksikan, ikan hiu itu dibelah dan dicincang, lalu dijual ke toke ikan di Sibolga bernama Jupri.
Daging ikan Hiu dijual warga seharga Rp4,5 juta. Sedangkan sirip dan ekornya harganya diperkirakan mencapai jutaan rupiah per kilogram. (yan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar